Seleksi Tahap Wawancara (18 Juli 2018)

Di antara seluruh tahapan tes sebelumnya, tes wawancara ini bisa dibilang paling singkat, mungkin hanya sekitar 20-25 menit. Namun, menurut saya, ini adalah tahap terberat yang mana untuk melaluinya perlu persiapan mental dan substansi yang matang.  Pengalaman wawancara yang saya alami sedikit berbeda dari beberapa pengalaman awardee yang saya baca ; wawancara saya sedikit lebih rigid dan jauh dari prediksi. 

Persiapan

Ada 3 tahap persiapan yang saya lakukan selama sekitar dua minggu untuk menghadapi tes wawancara Monbukagakusho : (1) membuat sheet prediksi pertanyaan dan jawaban wawancara (2) latihan wawancara (3) latihan suara dan otot mulut.

(     1)  Membuat prediction sheet dan membaca research proposal kembali

Ini tergantung dengan tema riset dan bidang apa yang hendak teman teman tekuni di Jepang. Dari yang saya baca dari pengalaman awardee awardee sebelumnya, saya menyimpulkan bahwa wawancara ingin mengetahui dua hal dari pelamar (1) kesiapan dan signifikansi riset pelamar (2) daya tahan dan adaptabilitas pelamar dengan kondisi studi di Jepang.

Kebetulan jurusan yang akan saya pelajari adalah Hubungan Internasional dan Keamanan Asia Timur dengan topik riset Hubungan Keamanan Maritim Jepang dan China. List pertanyaan yang saya buat sebagai prediksi adalah sebagai berikut. 

·         Tell me about yourself and your research interest! (ditanyakan)
·         Have you contacted your supervisor? (ditanyakan)
·         Did you apply for other scholarship? (tidak ditanyakan)
·         Why Japan? Western universities are good for IR studies! (tidak ditanyakan)
·         Why this scholarship? (tidak ditanyakan)
·         What is the research benefit for Indonesia and Japan? (ditanyakan)
·         What will you do after the completion of master degree? (ditanyakan)
·         Tell me about your university! (tidak ditanyakan)
·         My hobby? (tidak ditanyakan)
·         Where did you learn English? (tidak ditanyakan)
·         Do you have friend in Japan? (tidak ditanyakan)
·         What do you like about Japan? (tidak ditanyakan)
·         Can you live in Japan and handle Japanese food? (tidak ditanyakan)

Dari 13 prediksi pertanyaan, hanya 4 saja yang benar benar ditanyakan pada saat wawancara. Detail ini akan dijealskan nanti. Namun, yang perlu tetap diingat adalah kita harus menguasai research proposal yang kita buat, karena masing masing pewawancara akan mendapatkan satu copy untuk beliau baca! Selain substansi di proposal, ada beberapa hal di luar itu yang harus kita ketahui, terutama mengenai prospek pengerjaan dan output proposal tersebut. Menurut saya, yang wajib diketahui adalah :

·         Apa kebaruan riset kita?
·         Mengapa dikerjakan dengan metode penelitian seperti itu?
·         Bagaimana kamu bisa mengakses data data yang dijanjikan dalam proposal?
·         Mengapa harus di Jepang? Mengapa tidak di negara lain?
·         Mengapa harus dengan supervisor tersebut?
·         Mengapa harus di universitas tersebut?
·         Apa kontribusinya bagi Indonesia juga hubungan kedua negara?

Kalau dalam kasus saya, saya menekankan pada kelebihan kapabilitas akademis dan jaringan yang akan didapat dari laboratorium yang saya tuju. Saya telusuri latar belakang calon supervisor dan research group yang beliau pimpin. Hal ini penting untuk menjelaskan kepada pewawancara bahwa supervisor kita adalah seseorang yang paling mampu membimbing kita dalam bidang riset tersebut dan memberi kita akses terhadap data dari jejaring beliau.  

(     2)  Latihan wawancara
Setelah selesai membuat prediction sheet, berarti secara substansi persiapan wawancara sudah cukup. Setelah substansi, kita harus melatih performa saat wawancara supaya substansi yang telah kita persiapakan bisa dikemas dengan menarik dan meyakinkan di depan pewawancara.
Saya pada saat itu, memulai untuk latihan dengan berbicara di depan tembok yang ditempeli 4 sticky notes berderet yang diberi angka 1,2,3,4. Hal tersebut cukup membantu saya untuk melatih fokus dan eye movement ketika berhadapan dengan 4 pewawancara nantinya. Karena kita akan terlihat grogi jika hanya fokus kepada satu pewawancara saja dan mengabaikan/menghindari kontak mata dengan pewawancara lain. Selain itu, saya juga merekam suara saya untuk mengetahui apakah intonasi suaranya sudah terlihat meyakinkan atau belum. Kalau soal suaranya bagus atau tidak, ya pasti enggak hahahah.
Selain itu, saya juga meminta input dan masukan dari dosen, senior dan beberapa teman yang lebih dulu mengalami berbagai macam interview di lingkup professional. Beberapa saran dan tips praktis yang saya dapat adalah :

  •         Be yourself
  •          Posisikan diri sebagai pewawancara dan pemberi beasiswa, pelajari apa yang mereka ingin dengar dan dapatkan dari interviewee.
  •       Lihat video interview di youtube.

(     3)  Latihan suara

Sambil melatih performa wawancara dan mengambangkan substansi, melatih suara dan otot rahang juga penting. Untuk detailnya, saya pribadi merujuk pada video ini. Latihan seperti ini  saya lakukan setiap pagi selama dua minggu. Hasilnya cukup membantu untuk meregangkan otot rahang, jadi diharapkan pada saat wawancara lidah dan rahang tidak kaku untuk wawancara berbahasa Inggris.

Wawancara

Malam tanggal 17 Juli 2018, saya (baru) mulai berlatih wawancara di depan cermin. Hal ini seharusnya saya lakukan sejak awal untuk melatih mimik wajah dan ekspresi agar terlihat lebih tenang, ramah dan meyakinkan. 

Pagi 18 Juli 2018, saya tiba di embassy sekitar jam 7:30. Seperti biasa, saya belum diperbolehkan masuk melainkan menunggu di kursi di parkiran Embassy. Di sana sudah terlihat beberapa orang berpakaian rapi menggunakan jas, yang pada akhirnya saya tahu mas mas mbak mbak ini adalah interviewee-interviewee yang satu kloter dengan saya. Beberapa ada yang mengobrol satu sama lain, ada juga yang terlihat membaca baca kembali interview sheet dan research proposal mereka. Yang saya lakukan pada saat itu adalah memakan sebatang coklat dan kembali membaca interviewe sheet saya. Saya waktu itu berpikir dengan sambil makan coklat akan mempermudah penyerapan informasi dari interview sheet  saya. 

Setelah menunggu, akhirnya kami dipersilakan masuk ke dalam hall untuk menerima briefing dan pembacaan urutan wawancara pada hari itu. Saya mendapat urutan kedua. Jadi, kita tidak langsung menuju gedung utama (lokasi wawancara) namun sebagian akan menunggu dulu di hall sebelum pada akhirnya akan dijemput menuju gedung utama. 

Okay here we go.

Tibalah saat saya dijemput menuju gedung utama. Seluruh barang elektronik saya tinggal di hall, karena pada saat itu memang tidak boleh dibawa. Saya hanya bawa interview sheet saya saja. Saya dibawa melalui berbagai pintu besi tebal. Saya sempat menunggu selama 20 menit sambil menunggu interviewee pertama selesai.

Kemudian, masuklah saya. Disana sudah ada 3 orang pewawancara: 1 orang dari MEXT, 1 orang alumni MEXT di Kemenkeu dan 1 alumni MEXT lain yang merupakan seorang lawyer. Betul, saat itu tidak ada satupun pewawancara yang memiliki latar belakang Ilmu Hubungan Internasional atau Ilmu Politik. Berikut pertanyaan yang masih bisa saya ingat jika tidak salah (tidak urut) :

o   Please introduce yourself!
o   Tell us about your research plan!
o   Your research is using qualitative method. What do you think about qualitative and quantitative method in doing social research?
o   How far is your correspondence with your professor?
o   What do you think about Japan and China relationship?
o   What do you think of Chinese Expansionism? We see there are a lot of Chinese illegal migrant workers in Nothern Sulawesi
o   Tell me about your family!
o   Your research is going to be about China as well, are you willing to go to China in doing this research?
o   Do you speak Japanese? Have you learned Japanese before?
o   So you used to speak Japanese when you were a kid, as you lived there but you forgot it now. Why don’t you learn it from YouTube?
o   So where are you working now? Full time or?
o   What is the benefit of your research for Indonesia?
o   Are you willing to read Japanese publications?
o   What will you do after graduation?
o   Do you have any publications?
o   I found this in your proposal. This is game theory right? From mathematics. Tell me about it.

That’s all I could remember! 

Yang jelas, saya tidak keluar dari ruang interview dengan puas dan tenang, meskipun saya tetap bersyukur bisa sampai ke tahap ini. Saya cenderung down karena interview tidak berjalan seperti yang saya perkirakan dan pada saat itu saya merasa gagal meyakinkan pewawancara mengenai diri dan riset saya. 

Pengumuman hasil seleksi wawancara : 25 Juli 2018

That was a day with very intense anxiety hahaha. Kebetulan hari itu masih libur magang, jadi seharian dirumah refresh refresh webpage email. Kali ini, pengumuman akan disampaikan lewat e-mail. Tidak seperti biasanya, setelah magrhib pun belum ada e-mail masuk. Sampai akhirnya sekitar jam 19:30 selepas isya ada e-mail masuk. 


Alhamdulillah nomer ujian saya tertera. Saya merasa lega setelah satu minggu merasa terbebani dengan bayang bayang saat wawancara. Setelah itu, saya langsung balas e-mail tersebut dengan mengkonfirmasi ketersediaan saya menjadi calon kandidat. Tak lupa saya segera memberi kabar kepada orang orang terdekat yang senantiasa mendoakan dan mendukung, sekaligus meminta didoakan lagi supaya lancar secondary screening-nya.

Setelah ini, saya masih harus mencari LoA kepada universitas universitas pilihan saya.

Anyway, follow microblogku di instagram ya!

Comments

Post a Comment